Sabtu, 29 Juni 2013

wanita SATRIA

"hmm yummy !"

aku mengucek-ngucek kedua mataku, melihat pangeranku sudah menyiapkan sarapan. memang agak aneh, biasanya dalam rumah tangga istrinya yang selalu menyiapkan makanan. eits ! tapi tunggu dulu, pangeranku menyiapkan makanan ini tidak setiap hari kok, hanya hari-hari tertentu saja. misalnya: hari pernikahan kami, kami merayakannya setiap bulan tetapi tanggalnya saja yang sama, lucu bukan ?
kulihat kalender di pojok sebelah kanan kamarku, "Hari Kamis, tanggal 16 Maret 2009. apa yang istimewa ya ? " gumamku dalam hati,
suamiku eh, pangeranku, aku memang biasa memanggilnya pangeranku karena dia selalu memanggilku dengan sebutan "bidadariku". laki-laki tampan tu adalah laki-laki yang paling romantis di dunia ini.

benar saja, ketika aku membuka mata, kulihat ada sepucuk surat yang tergeletak di sampingku yang hmmm... wanginya sampai menusuk hidung, tetapi aku suka sekali wangi parfume ini "bulgaria" namanya. ada tulisan tangan indah disana tulisannya seperti ini :
                                 " Assalamu'alaikum wr wb bidadariku yang cantik selamat pagi, pasti kamu bingung ya kenapa aku menyiapkan sarapan pagi ini ? hehehe. ada pantun nih buat kamu sayang :
                                  nonton TV ONE, duduk di kursi kayu
                                  if you need someone i'm here for you"
                                                                                                         semangat ya hari ini
                                                                                                           _ S.P_

aku membaca sepucuk surat itu sambil tersenyum sendiri. pangeranku memang lucu, disitu ada tulisan S.P ya, itu memang inisial namanya Satria Prakoso, dari namanya saja sudah Perkasa ya.. hehe

"Mas, kamu yang masak ya ? apa aku bangunnya kesiangan ya ?" kataku kepada pangeranku seraya mendekat
"Eh, bidadariku sudah bangun ya, ga kok sayang, aku lagi iseng aja, emang kenapa ? kamu mikir ini hari apa ya ?" jawabnya sambil mencubit lembut pipi kananku.
"Hehe.. ya sudah aku mandi dulu ya mas, nanti aku saja yang siapin garnishnya. eh.. tapi ini kok temanya daun semuanya ya ? kataku sambil menahan bau yang menyengat
"Aku mau kamu makan sayur sayang, ga apa-apa kan ?" jawabnya
"Hmm.. iya iya" kataku seraya menyambar handuk kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

aku memang tidak suka sayur, entah kenapa rasanya sayur itu sulit ditelan dan bau. tapi ada satu sayur yang aku suka, yaitu : KANGKUNG , yes KANGKUNG ! tetapi aku suka sekali dengan ikan. bertolak belakang dengan pangeranku, dia sangat suka dengan sayuran dan anti terhadap ikan.
perbedaan ini memang sangat bertolak belakang, aku pembenci sayuran dan pangeranku pecinta sayuran. bagaikan air dengan minyak yang tidak akan pernah bersatu. bagaikan langit dengan bumi yang terpisahkan oleh jarak yang tak dekat.

****

pangeranku itu bernama Satrio Prakoso, dia laki-laki yang menikahiku tepat 1 tahun yang lalu. seorang karyawan di bank swasta tetapi dia sangat suka pada anak kecil, mendongeng, dan hal-hal lainnya yang berbau dan berkecimpung dalam mendidik dan dididik.
Qodarullah, pangeranku itu ternyata adalah teman sejawat ketika aku masih kuliah dulu. hmm,,, kalau aku tidak salah ingat kami pernah satu kepanitiaan dalam acara Tabligh Akbar. ya, betul kami sama-sama aktif dalam lembaga kerohanian Islam di Kampus.

" Jadi, dana kita itu tinggal 850 ribu, kalau untuk menyewa sound system dan pembicara Ustad Dadang ya tidak cukup. tolong realistis Akhi !" kataku saat itu ketika rapat.
"Allah itu Maha Kaya ukh ! jangan ragu, yakinlah Allah akan menolong kita, " tegasnya menyambar penjelasanku
"Tapi, kita harus realistis, ana tahu Allah Maha Kaya dan ana juga tidak meragukan Allah, tapi kita harus melihat dana kita juga" tukasku

akhirnya kelompok ikhwan tetap bersikukuh menyewa sound system dan memanggil ustad Dadang untuk menjadi pembicara, tanpa disangka-sangka peserta yang datang melebihi target dan semuanya bisa tertutupi, entah Allah mendatangkan uang itu darimana.
yah begitulah perdebatanku dengan pangeranku, tetapi itu dulu ketika aku dan pangeranku masih kuliah. ternyata jodoh itu dekat ya hanya muternya saja yang lama, hehe.

teringat firman Allah dalam Q.S Ar-Ruum : 21, yang biasanya penggalan surat ini selalu dicantumkan di undangan-undangan walimahan. ya Qodarullah, ternyata jodohku, suamiku, dan pangeranku adalah teman sejawat, teman seperjuangan ketika aku kuliah dulu, Subhanallah Maha Suci Allah.

****

pagi ini seperti rutinitas biasanya aku akan mengajar di sebuah sekolah dan pangeranku berangkat ke kantor.
"Mas, ini bekalnya, setelah dari kantor, kamu langsung pulang atau mau kemana ? " tanyaku seraya membetulkan letak dasinya yang miring
"Nanti mas kabari ya, kamu setelah ngajar langsung pulang ya bidadariku, jaga dirimu " katanya sambil mengusap lembut kepalaku.

kami pun berangkat bersama walaupun berbeda arah, tetapi tetap saja pangeranku mengantarkan aku sampai ke sekolah. pagi itu, aku mencium tangan suamiku, entah mengapa aku melihat wajahnya yang begitu pias, dan bola matanya melihatku dengan sangat dalam

"bidadariku," panggilnya lembut
"Iya mas ?"
"Aku mencintaimu karena Allah. ajarkan aku menyukai apa yang kamu suka ya ," katanya lagi
"Aku juga mencintaimu karena Allah, maksud mas apa ?" tanyaku dengan wajah bingung.

Kriiing......... kriiiing.........
bel tanda masuk berbunyi, berarti aku telat bergegas kembali mencium tangan pangeranku, mengucapkan salam dan berjalan masuk ke dalam pintu gerbang. dalam benakku, aku masih bingung apa yang dimaksud pangeranku berkata seperti itu tadi, ah.. mungkin hanya keisengan pangeranku saja.

****

"Jadi anak-anak rumus luas jajar genjang itu alas x tinggi : 2 ya "
"Bukan bu, kalau alas x tinggi : 2 rumus luas segitiga , " ralat murid-muridku
"Oh iya maaf ibu lupa, ya sudah kalian suda mengerti kan ? sekarang kerjakan buku paket halaman 34 ya "

masih saja aku kepikiran kalimat yang pangeranku ucapkan tadi, kemudian aku mengecek ponselku barangkali ada sms atau telpon
SUAMIKU
"Assalamu'alaikum bidadariku, semangat mengajar ya, oh iya, aku boleh request ga ? aku mau kamu masak ikan ya, ikan apa saja. tetapi kamu tidak perlu memaksa makan sayur juga, be yourself mu princess"

hmm.. pangeranku, kamu kenapa ? bukankah kamu tidak suka ikan ? tapi....... tak terasa sudut mataku mengabur, air mata ini seperti mau jatuh. entah ini firasat seorang istri atau,,, sudahlah ! lupakan !

"Wa'alaikumsalam, siap pangeranku, kamu juga semangat ya !"

seusai pulang sekolah aku menuju pasar yang tidak jauh dari sekolah tempat aku mengajar. aku ingin memasak ikan mas goreng dan sayur daun singkong. ragu, apakah aku akan memakan sayur itu ? tetapi, demi pangeranku aku akan belajar menyukai apa yang dia suka.

..........................

tepat adzan isya pangeranku pulang, Alhamdulillah makanan sudah tersedia di atas meja makan.
"assalamu'alaikum bidadariku" kata suamiku memberi salam
"Wa'alaikumsalam maaas, kamu sudah pulang, air hangat sudah aku siapkan kalau mau mandi bisa langsung kok"
"Terima kasih sayang, aku mandi dulu ya, setelah itu kita shalat isya berjamaah ya, " kata suamiku

malam itu kami shalat isya berjamaah dan suamiku berkata
"Kamu masak apa ?"
"Ikan mas goreng dan sayur daun singkong"
"Maem yuk sayang"

di meja makan kami berbincang-bincang, membicarakan seputar kegiatan kami, bersenda gurau, dan membicarakan tentang impian-impian kam, kami melahap makanan itu dengan suka cita, walaupun terkadang kami tersedak, mual, kemudian tertawa bersama.

"Bidadariku, boleh aku berkata sesuatu padamu ?"
"Boleh, apa mas ?"
"Kamu harus menjadi wanita satria ya, sesuai dengan namaku, satria. kamu juga harus bisa bersikap satria. kamu harus belajar menjadi aku" binar matanya menatap aku.
"Hmm.. kenapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu mas ? kayak mau pergi jauh aja, "
"Tidak apa-apa, tidak salah kan aku menitip pesan padamu ?"
"Iya mas"

****

malam itu aku terjaga dari tidurku tetapi tiba-tiba aku terbangun karena mendengar derap langkah orang masuk keluar kamar mandi.
"hueeeeek hueeeeeeeek "
"Mas, kamu kenapa maaas ? ya Allah" aku berlari ke kamar mandi menyusul suamiku
"ga.. ga... ga apa-apa.. hueeeeeeek hueeeeek, maaf ya sayang" katanya
"udah belum mas ? kamu masuk angin mas ? " tanyaku panik seraya memijit-mijit tengkuk lehernya
"gatau, perut mas sakit"

terhitung lebih dari 5 kali pangeranku keluar masuk kamar mandi, walaupun aku sudah buatkan teh tawar tetap saja pangeranku masih muntah-muntah. akhirnya suamiku berhenti tetapi dengan wajah yang pucat pasi.
"Bidadariku, kepalaku pusing" katanya dengan mata yang masih terpejam
"kepala bagian mana sayang ?" air mataku menganakular tak tertahankan
"semuanya sayang, aku pusing"
"kita ke dokter ya ?"

sepi, tidak ada jawaban......

"mas, mas, kamu bobo ?" tanyaku
masih tidak ada jawaban. bergegas aku langsung menelepon orang tuaku untuk membantuku membawa pangeranku ke rumah sakit. hatiku dan pikiranku tidak menentu. ada apa dengan pangeranku ? mengapa pangeranku tiba-tiba seperti ini ?
ya Allah, bagaikan tersambar petir aku melihat pangeranku lemah lunglai seperti itu.

pangeranku langsung masuk ICU, respirator untuk membantu alat penapasan, bahkan ventilator pun juga turut terpasang. pangeranku, kamu kenapa ?
selang setengah jam, aku dipanggil ke ruangan dokter, dokter ingin berbicara penting padaku.
"Apakah anda istrinya ?" tanya dokter berkacamata itu
"iya dok, saya istrinya" jawabku gugup
"Saya ingin memberitahu bahwa suami anda, mengidap kanker otak stadium empat"
"Hah ! tidak mungkin dok, suami saya selama ini tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa dia sakit kanker. tidak mungkin dok tidak mungkin"
"maaf bu, tapi memang ini hasilnya"

****

ketika kami berta'arufan, saling bertukar proposal, dan mempersiapkan segala sesuatu yang kami butuhkan tentang pernikahan kami
"Zakiyyah, apakah kamu sudah siap untuk menikah ? jawab dalam waktu 3 detik" sodor ustadzahku
"Siap insya Allah" jawabku
"Alhamdulillaaaaaah " tambah teman-temanku

seminggu setelah ustadzahku bertanya, kemudian datang proposal yang dibawakan oleh ustadzahku
ya, dia adalah Satrio Prakoso, ikhwan yang menjadi suamiku saat ini. kami menikah tepat tanggal 29 Maret 2008. kami berbulan madu ke Raja Ampat daerah timur papua. kami bersenda gurau.
bisa dibayangkan, aku kini telah menemukan pasangan hidupku, tulang rusuknya telah menemui pemiliknya, dan Satrio adalah jawaban di setiap doa di penghujung sujudku. aku sangat mencintainya, sungguh !
"mas, terima kasih ya kamu sudah mengajak aku ke tempat ini " ujarku padanya
"iya sama-sama, bolehkah aku memanggilmu bidadari ? kau adalah bidadariku di dunia" katanya
"hmm.. boleh kok, hehe kamu ya kayak anak muda saja " ucapku tersipu malu
"hehehehe"
kami pun tertawa bersama.. sungguh ALLAH sangat mencintai kami berdua

setelah pulang dari berbulan madu kami pun langsung menempati rumah yang meang sudah dipersiapkan oleh suamiku, di bilangan timur jakarta, rumah itu tak besar dan tidak kecil cukup untuk kami. halamannya yang luas dan ada kolam ikan disana.
"aku tidak suka ikan" ucapnya suatu ketika
"oh ya ? aku suka, tapi aku tidak suka sayur"
"kebalikan dong sama aku"
"kamu harus belajar makan sayur ya, karena kamu perempuan, sayur itu bagus untuk perempuan" terangnya lembut
"baiklah suamiku, aku kan Wanita Satria, hehe
ujarku sambil tertawa..
sejak saat itu aku sering mengatakan kepadanya "Aku kan Wanita Satrria" kepadanya, yang lain dan tak bukan Satria adalah nama suamiku

****
seakan-akan dunia ini berputar 360 derajat. aku tak percaya kini pangeranku akan pergi meninggalkan aku. baru 1 tahun kami mengecap manisnya dan indahnya penikahan, kini Sang Khalik akan mengambil pangeranku, ah! aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya aku
aku tidak sanggup untuk keluar dari ruangan yang menyesakkan itu. tidak mungkin pangeranku mengidap kanker otak apalagi sampai stadium akhir. terhitung sudah seminggu pangeranku tidaka sadarkan diri, dan seminggu itu pula aku hampir lupa makan,hanya shalat dan kemudian menjaga suamiku. wajahku tirus, pucat dan garis di bawah mataku terlihat dengan jelas. aku sedih melihat pangeranku belum melihat aku.

pangeranku, aku adalah Wanita Satria ! aku harus kuat dan ikhlas !

"pangeranku, apakah setelah memakan ikan, kamu menjadi seperti ini ?" tanyaku pada diriku sendiri
"nduk, kamu dipanggil dokter, katanya suruh ke ruangannya," ibuku memanggilku
"hah ? oh iya bu, ada apa lagi ya ?"
 aku pun bergegas masuk ke dalam ruangan dokter lagi. dan dokter pun sudah menungguku

"assalamu'alaikum dok , ada apa ya ?"
"iya bu, maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, kami ingin mengambil keputusan bahwa suami anda dioperasi saja, tetapi kanker sudah menyebar ke seluruh bagian otak bahkan sampai ke pembuluh otaknya. hanya keajaiban dari Allah bu. ventilator akan dicabut, tetapi saya minta ibu saja yang mencabutnya, kami tidak ingin menanggung resiko" papar dokter itu hati-hati
"ke.. ke.. kenapa ventilatornya harus dilepas dok ? nanti suami saya kesulitan bernafas." tukasku
"karena percuma bu, maaf, paru-paru suami ibu sudah terndam urine" jawab dokter itu
 
aku pun keluar dari ruangan panas itu

Ya Rabb, aku tidak ingin mencabut ventilator itu, sedikit saja aku melakukan kesalahan dalam mencabutnya maka itu akan menyakiti pangeranku. jika memang engkau mengkehendaki pangeranku sembuh, maka angkatlah dengan segera penyakitnya, jika Engkau lebih menyayangi pangeranku maka cabutlah nyawanya dengan caramu sebelum aku mencabut ventilatornya. sungguh, aku memang mencintai pangeranku yang tepat 1 tahun menjadi suamiku. kini, aku sudah ikhlas.

tepat pukul 12.05 Allah telah terlebih dahulu memanggil pangeranku sebelum aku sendiri yang mencabut alatnya. pangeranku meninggal ketika jam besuk sehingga tepat sekali sahabat dan karib kerabat datang menjenguk.

PANGERANKU, TUNGGU AKU DI SYURGA DAN BERADA DI TENGAH-TENGAH TAMAN YANG DISANA TERDAPAT ADA KOLAM IKANNYA, DAN NANTI KITA AKAN MEMAKAN IKAN DAN SAYURAN BERSAMA. TERNYATA ITU ADALAH IKAN YANG PERTAMA DAN TERAKHIR YANG DIMAKAN OLEH PANGERANKU


AKU, WANITA MU SATRIAKU 

2 komentar: