Sabtu, 20 Juli 2013

Hanya Puisi

kau pernah memberiku NIL
dalam rupa yang begitu indah yaitu rupa cinta
dalam bias pelangi

hadir gemerlapkan hari
tetapi yang ingin kujelang adalah...

ingin aku mengapung bersama NIL
mengejar cintamu di sana
di telaga syurga

karena... pernah hidupku
luruh redam
tenggelam dalam badai ketiadaan

LALU...

kau pegang tanganku
kita jalin kekuatan
bersamamu
bersama kita arungi NIL
dalam lembah cinta yang tak bertepi

dalam titian takdir sang Illahi.

mungkin itu adalah sebuah pengharapan, tetapi menurutku itu adalah hal yang wajar..

Senin, 01 Juli 2013

pesan (Trend) #part one

hari ini Ramadhanku ada di pesantren ini. panas yang begitu terik, seakan-akan matahari berada tepat di atas ubun-ubunku. walaupun sudah memakai baju muslim lengkap dengan jilbab, tetap saja rasa-rasanya matahari cinta sekali sama aku, kemanapun aku pergi selalu saja mengikuti. membayangkan setetes air dingin (baru keluar dari lemari es) membasahi kerongkongan, hanya membasahi loh ! semacam numpang lewat begitu. kalau tidak ada air es, es buah, es kelapa juga tidak apa kalau untuk sekedar membasahi kerongkongan . hehe.

"Astaghfirullah, please deh bil, jangan jadi santri yang cengeng dan konyol deh, masa bulan Ramadhan gini bayangin es sih ! " gerutuku dalam hati

hari ini adalah hari Rabu, tepat jadwal piketku. jadi, sistem organisasi, eh salah maksudku sistem kegiatan disini ada yang namanya piket bergilir, setiap santri disini harus wajib menjalankan piket bergilir ini. hmm..
aku memang santri baru disini, jilbab yang aku pakai saja belum sekaliber maksdunya belum selebar teman-teman santri yang lain. pondok pesantren ini khusus untuk perempuan lebih tepatnya muslimah. aku dikirim kesini oleh orang tuaku untuk memperdalam ilmu agama .

"bila, ayah dan bunda akan mengirim kamu ke pesantren di Jawa, biar kamu dekat dengan mbah dan nanti sebelum idul fitri kami akan menyusul kesana" ucap ayah kala itu
"tapi, bila kan udah kuliah yah, pesantren itu kan cuma buat anak-anak yang nakal, bila kan ga nakal" ujarku dengan mata yang nanar
"bila sayang, ayah dan bunda ingin kamu ingin lebih mengenal ALLAH, di bulan yang penuh berkah ini jangan lewatkan kesempatan sekecil apapun" ujar bunda yang aku pikir sangat membela ayah.
"terserah ayah dan bunda saja !"

aku pun bergegas lari masuk ke dalam kamar, melihat baju-bajuku, memang aku belum berjilbab, tapi selama ramadhan aku akan memakai pakaian yang sopan kok. aku juga sholat dan puasa kok. membayangkan kehidupan pesantren yang penuh aturan ini itu, ngaji sepanjang hari, belum lagi aku harus mengurusi kebutuhan aku sendiri, selama ini kan ada mbok iyem yang membantu aku. belum lagi kalau aku di plonco, belum lagiiiiiiiiiiiiiiii...
Ah ! membayangkan saja aku sudah muak !

****
"ya Allah ! uangnya aku lupa bawa, hmm.. kayaknya masih ada di atas lemari deh, " sambil bersungut-sungut meratapi kepikunan aku, aku pun terpaksa memutar balik arah jalanku, "padahal, pasar tinggal dikit lagi tapi aku baru ingat kalau uangku masih ketinggalan"

"nduk cah ayu, enten nopo ? kok koyo'e kesel temenan ?" tanya seorang nenek memakai bahasa jawa yang sama sekali aku tak mengerti
"oh, mbot.. mbott.. mboten nopo-nopo mbah, matur nuwun" jawabku terbata-bata takut salah

membayangkan arah jalan ke arah pesantren, masuk ke dalam pintu gerbang, kemudian luruuuuss terus melewati lapangan, belok kiri, lalu lurus lagi, masuk ke dalam lorong, naik tangga hingga lantai kedua, 1, 2 ,3 4, 5 nah ! itulah kamarku, kamar yang berukuran 4x6 meter. agak besar memang, tetapi di dalam kamar ini ada 7 orang pemirsaah ! ada 7 buah ranjang, 7 makhluk hidup (penghuni kamar) dan barang-barang lain yang tak bisa disebutkan satu per satu.

"Ya Allah, rasanyaa pesantren itu jaraknya kayak dari mekkah ke madinah deh, aku ga sanggup" ucapku
dan 45 menit kemudian! jeng jeng ! aku pun sudah sampai di pesantrenku kemudian masuk ke dalam kamarku, disitu sudah ada Annisa yang kalem menyapaku.
"assalamu'alaikum, huh hah huh hah ! aku...."
"wa'alaikumsalam, kamu lupa bawa uangnya ya bil ? sudah tidak usah balik lagi ya ke pasar, si Rina sudah membeli bumbunya kok, walaupun  bumbu jadi, hehe" jawab Annisa sambil tertawa walaupun tembok saja tidak bisa mendengar ketawanya si Annisa (tembok kan benda mati ya)

seketika aku pun ada benda yang kurang di bawah tempat tidurku, apa itu ? SANDAL JEPIT BERWARNA HIJAU ! tapi ah, nanti saja aku mencarinya.

"iya, masa aku lupa bawa uangnya, jadi udah dibeli sama rina ? alhamdulillah, bagus deh jadi aku bisa ngaso"
belum sempat aku merebahkan tubuhku, ada suara yang menggelegar memamnggil dari dapur
"SALSABILAAA ! TOLONG DONG ULEKIN SAMBELNYA ! YANG LAIN UDAH PADA KERJA NIH, KAMU UDAH PULANG KAN ?" tanya karina kepaku

suara muslimah satu ini memang luar biasa, walaupun sudah ditegur kalau bicara tidak boleh berteriak, tetapi tetap saja dia menjawab dengan jawaban yang sama
"AKU GA TERIAK KOK, BIASA SAJA, SERIUS !" jawabnya
alhasil kami pun tertawa terbahak-bahak. jadi membayangkan kalau karina tersesat di hutan dia gampang dicari, Radarnya kami tinggal mendengar teriakannya saja. hehe

"oke, aku kesana" jawabku sambil berlari menuju dapur.
"eh, kamu tau ga sendal jepit berwarna hijau punya aku? " tanyaku pada elis
"masa ga ada ? coba cari dulu sana, barangkali keselip di mana gitu atau ada yang Goshob" jawab elis
"Aku bete deh kenapa sih peraturan Goshob ga diberlakukan lagi ? semenjak pak kyai Ahmad umroh nih jadi ga ada lagi, kalau ada yang mengGoshob kan bisa dapet Iqob biar jera" tukasku sewot
"iya aku ngerti, walaupun hanya sendal jepit tapi itu termasuk hal yang penting loh kalau di lingkungan pesantren." tambah annisa.

"Bila, mana berasmu ? tinggal sedikit nih beras kita, tinggal buat ifthor doang" ucap Rina
"Oh iya, aku lupa minta kiriman beras sama mbahku yang di Blora, nanti deh aku kesana ya " jawabku

rumah mbahku memang agak lumayan jaraknya dari pesantren ini, kalau naik bis 1 kali turun di perempatan pasar Ngraho trus minta jemput deh sama pak lek aku, perjalanan hampir 4 jam lah menguras jiwa dan raga. hehe
pesantren aku terletak di Jawa Tengah namanya pesantren Sidorejo, sedangkan kampungku di Blora walaupun sama-sama di Jawa Tengah tapi jauhnya minta ampun. kalau aku kesana paling kalau ada keperluan saja misalnya "minta beras dan uang saku" soalnya ayah dan bundaku mentransfer segala keperluan aku lewat ATM pak lek aku.

****

malam ini kami mengkaji shiroh  nabawiyah. setelah ifthor,  sholat maghrib, tilawah, kemudian tarawih kami mengkaji shiroh nabawiyah. kali ini pematerinya adalah Ustadzah Tuti Alawiyah. aku sangat kagum pada sosok ummahat satu ini.

"Rasulullah sangat mencintai puterinya Fatimah, sehingga suatu ketika Rasulullah mendengar kabar bahwa Fatimah akan dimadu oleh Ali bin Abi Thalib, kemudian Rasullah berkata : Siapa saja yang menyakiti Puteriku, maka sama saja dia menyakiti aku" begitulah penggalan shiroh yang ustadzah sampaikan.
jadi memiliki keinginan, bahwa aku tidak ingin dimadu oleh suamiku nantinya, aamiin.

setelah selesai mengikuti kajian shiroh nabawiyah, kami pun bergegas kembali ke kamar, menyetor hafalan, aku masih saja bertengger di surat Al-Bayyinah. sebelum sampai di kamar, di pelataran masjid aku melihat seonggok barang yang aku kenal, ku amati, ku dekati kemudian aku lihat SANDAL JEPITKU ! yes, itu sandal jepitku, karena ada tanda bunga di bagian ujungnya. tanpa ragu aku ambil saja sandalku itu, masalahnya tadi aku ke masjid bertelanjang kaki, karena tidak ada sandal nganggur. aku masukkan ke dalam lemari dan kumasukkan ke dalam kantong plastik

"lam yakunilladzi... lamyakunilladzi na kafaruu, min ahlil kitabi.."
"assalamu'alaikum bila, aku pinjem sendalmu boleh ndak ? mau ke masjid, sendalku mboh nang ngendi" tetiba karina masuk ke kamar tetap saja dengan nada suara 10 oktav. hehe
 "oh iya, boleh kok, ambil aja di lemari ya nanti kamu balikinnya seperti semula ya" jawabku
"matur nuwun yoo"

****

Aku melihat lagi ke lemariku, karena tadi karina sudah mengembalikan sendalku. sesuai dengan keadaan semula
"sip, aman" kataku
kemudian aku pun dengan tenang terlelap memejamkan mata malam ini dan bangun di sepertiga malam kemudian shalat shubuh. ah, betapa damai dan tentramnya jika hidup ini senantiasa selalu mengingat Allah..

maka ingatlah Allah di waktu pagi dan petang hmm.. itu kalau tidak salah penggalan kalam cinta dari Allah.

 ...............................................
keesokan harinya

hah?! ssen.. ssendalku kok ga ada lagi ? ah, pasti ada yang Ghosob nih,mana nanti aku harus ke rumah mbah buat ambil "sangu" sepatu belum kering, masa iya udah kering kan nyucinya aja baru jam 7 sekarang jam jam setengah 8 dan mau berangkat jam 8, haduh, mumet sirahku.
hmm.. celingak celinguk ga ada sendal yang nganggur, sebenernya banyak soalnya satri kan lagi pada di masjid, kebanyakan halaqoh..

dan seketika itu